SEJARAH PERKEMBANGAN PEPUSTAKAAN
A. Perpustakan Zaman Kuno
Sebenarnya perpustakaan bukan
sesuatu hal yang baru, tetapi perpustakaan telah timbul sejalan dengan sejarah
perkembangan sejarah manusia di atas dunia ini sejak beribu tahun yang lalu.
1. Asyria, Babylonia, Mesopotamia
Dari hasil penyelidikan yang didapat
diketahui bahwa sejak berabad-abad pepustakaan sudah dipandang sebagai faktor
sosial yang penting. Kita kenal bahwa setiap peradaban manusia di dunia ini
mempunyai suatu tradisi atau adat kebiasan untuk mengumpulkan buku-buku atau
bacaan lainnya.
Perpustakaan tertua yang mempunyai
peninggalan sejarah yang penting didirikan dalam abad ke 7 SM. Oleh seorang
raja Asyria yang bernama Asurbanipal (668-633) di kota Niniveh. Bahan-bahan
bacaan yang di pergunakan ialah tablet-tablet tanah liat, yang berisi atau
memuat cap, pokok persoalan dan terdapat pula penunjukan-penunjukan kepada
sumber-sumber dan di mana pustaka itu bisa di temukan dalam perpustakaan.
Asurbanipal
adalah raja yang berpendidikan dan menaruh minta yang besar terhadap
perkembangan kesusastraan dan kebudayaan negerinya dengan jalan memcoba
menyumpulkan hasil-hasil sastra Asyria.
2. Mesir,
Alexandria
Di Mesir perpustakaan telah lama di
kenal orang. Suatu bukti yaitu dengan adanya sebuah perpustakaan mesir milik
Raja Ramses. Perpustakaan kuno yang sangat termansyur di mesir ialah
perpustakaan yang didirikan di Alexandria oleh raja Ptolemey (ptolemaeus) Soter
(322-285 SM) raja pertama dinasti Diadoch. Perpustakaan ini menjadi sangat
besar di bawah para penggantinya Ptolemey Philadelphus (285-247SM) dan Ptolemey
Eurgetes ( 247-221 SM).
Perpustakaan tersebut dibangun
Ptolemey dengan maksud mengumpulkan dan memelihara selengkapnya semua karya
kesusastraan Yunani. Betapa perntingnya perpustakaan di mesir pad waktu itu
ditandai dengan diketahuinya beberapa orang yang bekerja di sana seperti:
Zenodotus, Erastothenes, Aristophanes, Aristarchus, Callimachus dan Apollonius
sekitar abad tiga dan dua SM.
Koleksi yang dimiliki pepustakan
Alexsandria kira-kira 490000 gulungan pada masa Callimachus dan kira-kira
700000 gulungan pada masa Caesar yang sebagian disimpan di Museum istana, yaitu
Bruchin sebanyak 4900 rol dan 42000 rol disimpan di Seapium yang merupakan anak
perpustakaan.
Bahan perpustakan yang dipergunakan
di mesir adalah papyrus, semacam tumbuh-tumbuhan yang hidup subur di rawa-rawa
sepanjang sungai Nil. Perkembang perpustakaan di Mesir sebenarnya tidak dapat
dipisahkan dengan perkembangan perpustakaan di Yunani purba, Aristoteleslah (384-422
SM) yang mengajar raja-raja Mesir untuk mendidikan perpustakaan.
3. Pergamun
Setelah perpustakan di Alexsandria,
muncullah perpustakaan di Pergamun yang didirikan oleh dinasti Attalid. Pada
masa pemerintahan dinasti Attalid kota Pergamun sangat termansur di kota kecil
dan di seluruh dunia lama karena hasil seni dan kebudayaannya. Dengan adanya
embargo papyrus dari mesir, menyebabkan para ahli dan raja di Pergamun berusaha
mencari bahan lain, akhirnya ditemukan bahan yang mutunya lebih baik dari papyrus
ialah parchemen atau parkemen yang dibuat dari kulit binatang.
Seperti halnya di Alexsandria, di
pergamunpun didapati orang katalogus-katalogus serta penyusunnan buku-buku
denag teratur. Dari peninggalan sejarah ditemukan ruang-ruang besar untuk perpustakaan
yang dihiasi patung-patung pengarang terkenal sperti Hoker, Alcaeeus,
Herodotos, dan Timotheus.
4. Yunani
(Pra-Hellinisme)
Di Yuanani masa penyair keliling
(penipu lara) menuturkan kisahnya dari kota kekota kepada raja-raja yang
berkuasa, kesusastraan yang tertulis belum ada. Bahkan pada masa perang Persia
bukti adanya perpustakaan tidak terdapat. Aulus Gellias mencatat pada abad ke 3
SM. Bahwa Pisasratus tyran dari pertama dan menyatakan bahwa perpustakan
tersebut dipindahkan ke Persia oleh Xerxes I (485-465) dan kemudian
dikembalikan ke Athena oleh Seleucus I raja dari kekaisaran Seleucid (306-280).
5. Roma
Perpustakan yang ada di Roma pada
waktu itu adalah perpustakan perorangan yamg sebagian besar terdiri dari hasil
rampasan perang dan bisanya mereka adalah panglima-panglima perang. Yulias
Caesar adalah orang pertama-tama menganjurkan didirikannya perpustakaan umum di
Roma. Varro (116-27 SM) memulai rencana-renacana dan menulis karya-karyanya
mengenai perpustakaan, tetapi perang saudara menghambat pekerjaannya.
Perpustaakan Augustus di candi Apolo
di bukit Palatino memamerkan koleksi Yunani yang di kumpulkan oleh Pompeius
yang diawasi oleh Dalmatia. Perpustakan yang kedua di Porticus Octavianus
antara bukit Capitoline dan Tiber di awasi oleh Gayus Melissus. Bibliotheca
Ulpia milik Trajan melukiskan kecendrungan pendirian perpustakaan-perpustakaan
pada serambi candi-candi dan disini ada pembagian karya-karya Yunani dan Latin,
juga patung-patung badan pengarang-pengarang terkenal menghiasi didinding-dinding
perpustakaan. Perpustakaan umum menjadi ciri khas di kota-kota lama di Italia
dan provinsi-provinsi lainya.
B.
Perpustakaan pada Abad Pertengahan
Abad pertengahan di tandai dengan
runtuhnya peradaban kebudayaan Romawi dan timbul serta berkembangnya peradaban
dan kebudayaan Nasrani. Para ahli sejarah tidak memberikan batasan yang tegas
bila berakhirnya abad lama dan mulainya abad pertengahan, hanya dikatakan bahwa
masa perubahan terjadi kira-kira 500 tahun. Orang orang Nasrani di seluruh
kerajaan Romawi (Alexsandria, Caesaria, Yerussalem, carthago) di kumpulkan
dalam gereja-gerajanya tulisan yang bersifat Nasrani. Cara seperti ini kemudian
ditiru di hampir semua perpustakan gereja Nasrani di Eropa.
Di Inggris, Benedico bishop (628-690
M) menanamkan peranan yang penting dalam pembentukan perpustakaan di
tempat-tempat seperti Yort, Canterbury, Wearmouth, dan Jarrow. Di Prancis,
perpustakaan gereja yang tua diperbarui dan perpustakan-perpustakan baru banyak
didirikan di seluruh kerajaan prancis. Di Jerman, Otto I (936-973) selama masa
pemerintahanya selalu di kelilingi oleh buasnya para cerdik-cendikiawan yang
pengarungnya dapat dirasakan dalam gereja-gereja Jerman. Sedangkan Perpustakaan
biara mencapai puncaknya pada abad ke 10 dan 11.
Ciri-ciri Perpustakaan Abad
Pertengahan
1. Stock Buku
a. Menerima manuskrip keagaman dari
gerejanya.
b. Menerima hadiah dari
pendeta-pendeta baru
c. Menerima sumbangan dari
siswa-siswa yang belajar disana.
d. Berupa peninggalan dari pendeta
yang sudah meninggal dunia
e. Tukar menukar manuskrip diantara
lembaga-lembaga keagamaan
f. Melalui pembelian
2. Penyusunan Koleksi
Biasanya digolong-golongkan
berdasarkan pokok soal:
a. Golongan kitap-kitap suci
(bibilia sacra atau di vina)
b. Karya-karya pendeta
c. Karya-karya keagamaan lainya
d. Karya karangan bukan agama
Nasrani
e. Karya pengarang zaman kuno.
3. Peminjaman
Peminjaman buku seringkali dilakukan
dengan aturan yang sangat keras yang dikerjakan oleh librarius yang menyimpan
daftar buku yang dipinjam. Misalnya suatu transaksi peminjaman buku-buku di
sebuah Ecole de Medicine di paris.
4. Scriptorium
Produksi buku pada waktu itu
dilakukan dengan scriptorium, yaitu denagn jalan menyalin. Isi perpustakaan
sangat tergantung pada hasil produksi scriptorium. Kegiatan scriptorium tidak
hanya melibatkan text, tetapi juga segala pekerjaan yang berhubungan dengan
itu.
5. Gedung Perpustakaan.
Bentuk gedung perpustakan biasanya
bertingkat dua. Lantai bawah untuk scriptorium dan lantai atas untuk penyimpanan
koleksi.
C. Zaman
Renaisance
Zaman renaissance abad ke 12
ditandai dengan timbulnya kembali perhatian untuk menyelidiki kebudayaan Yunani
dengan pembahasan kembali ilmu-ilmu pengetahuan dalam bahasa latin.
Di Prancis
dari abab 11 smpai abad 13, Char, Paris dan Orlean menjadi pusat-pusat
perkembangan intelek. Abad ke 13 yang disebub juga abad scholastic, maka
buku-buku pelajaran diproduksi secara besar-besaran. Pertumbuhan renaissance di
percepat lagi dengan di temukannya alat cetak-mencetak oleh Johan Gutemberg
dari jerman abad 15.
Italia menjadi pusat Negara Barat
dalam dunia buku. Roma, Florence dan Naples menjadi pusat perpustakaan. Di
Florence, Cosimo d Medici (1489-1464) mendirikan perpustakan-perpustakaan
medici yang besar.
D. Sejarah
perkembangan Perpustakaan Islam
1. Produksi
Buku
Minat baca orang Islam yang besar
kecintaannya terhadap buku bacaan, mereka giat sekali memproduksi buku,
took-toko buku di setiap daratan yang didiami mereka banyak dibangun. Buku-buku
di pajang pada bangku-bangku panjang dan punggung-punggung di tandai dengan
label untuk memudahkan orang mengetahui identitas buku tersebut.
Sering terdapat pelelangan
buku-buku,dan para pelelangnya di sebut “ munaadi”. Sebagian besar dari
pedagang tersebut ialah orang–orang yang belajar atau para sarjana seperti Abu
Hatin Sahl b. Muhammas As-Sijistaani seorang penyusun kamus.
Pada masa islam buku-buku sudah di
cetak melalui kertas, percetakan tersebur berasl dari Italia, walaupun
penggunaan kertas yang sedemikian meluas dan produksi buku yang
berlebih-lebihan, harga buku tidak menurun.
2.
Perkembangan Perpustakaan Islam
Sejak abab IX para pengusaha dan
para bangsawan di seluruh tanah arab sudah menaruh perhatian yang sangat besar
untuk mengumpulkan buku-buku. Koleksi-koleksi buku tersebut di tunjang oleh
warisan-warisan dan sumbangan, kemudian bantuan dari para hartawan yang
dermawan yang memberikan subsidai atau upah bagi pelajar yang bekerja disana.
Perpustakan yang termansyur terdapat
di bagdad yang bernama “ Baitul Hikmah” di bangun oleh Khalifah Ma’mun dari
dinasti Abasiyah pada abad IX. Di Kairo perpustakan keluarga dinasti Abasiyah
pad abad X memiliki koleksi lebih dari 200000 buku yang diantaranya lebih dari
2000 terdiri dari Kitap Suci Al-Guran yang terhias dengan indahnya.
E.
Perkembangan Perpustakaan di Beberapa Negara di Asia
1. Indonesia
Perkembangan perpustakaan umum di
Indonesia, merupakan suatu kenyataan yang dapat di banggakan. Satu-satunya
Negara yang di Asia yang dalam waktu singkat telah dapat membangun dan
memberikan pelayanan perpustakaan kepada sebagian besar rakyatnya ialah
Indonesia. Perpustakaan Rakyat mulai didirikan sejak keluarnya Surat Keputusan
P.P. dan K tanggal 14 Agustus 1959 no. 8525/A yang berjalan dengan usaha
pemberantasan buta aksara yang ditugaskan kepada Jawatan Pendidikan Masyarakat.
Pada akhir tahun 1953 sebanyak 15000
buku dari 40000 lebih telah mempunyai perpustakaan, yang berarti bahwa dalam
masa kurang dari 4 tahun Jawatan pendidikan Masyarakat telah berhasil membangun
15000 perpustakaan tingkat desa, 20657 perpustakaan tingkat kecamatan (A) dan
189 perpustakaan tingkat kabupaten (C)
2. Jepang
Pelayanan perpustakaan modern di
Jepang telah diusahakan sejak Jepang membuka hubungan dengan Negara-negara
Barat dalam Abad ke 19 dalam tahun 1872 Imperial Library (perpustakaan
kerajaan) didirikan di Tokyo yang merupakan perpustakaan yang pertama di
Jepang.
Pada tahun 1950 Jepang menetapkan
Undang-undang perpustakaan yang berisi:
a.
Perpustakan umum tidak menyumpulkan buku dan majalah, tetapi juga surat-surat
kabar dan audio visual.
b. Pelayanan
harus bebas dari untuk seluruh warga masyarakat.
c. Pelayanan
perpustakaan dibebankan kepada Negara melalui departemen Pendidikan.
3. India
Di India pada tahun 1948 negara
bagian Madras telah menetapkan Undang-undang perpustakaan untuk daerah yang
merupakan undang-undang perpustakaan yang pertama di India. Sejalan dengan
pembangunan pusat-pusat pendidikan masyrakat yang dimulai tahun 1952, maka usaha-usaha
pelayanan perpustakaan terus berkembang, sehingga pada permulaan tahun 1954
jumlah perpustakaan terus meningkat menjadi 32.000 buah.
4. Pakistan
Pada awalnya Pakistan hanya memiliki
beberapa buah perpustakaan sebagian peninggalan colonial. Sekarang jumlah
perpustakaannya terus meningkat dan penyelenggaraan menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah. Perpustakan yang besar ialah perpustakaan umum Punjab yang
memiliki koleksi sekitar 200000 jilid, telah berdiri sejak tahun 1884.
5. Srilangka
Perkembangan pelayanan perpustakaan
umum di Srilangka seluruhnya merupakan tanggung jawab pemerintah-pemerintah
daerah. Perpustakaan umum yang terbesar ialah di Colombo Public Library yang
didirikan dalam tahun 1955 dengan cara menggabungkan 2 buah perpustakaan
pribadi yang telah berdiri sejak masa penjajahan.
Sumber :
http://manusiagersang.blogspot.com/2010/02/sejarah-perkembangan-perpustakaan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar